Membuka Pintu Sekolah Itu Menutup Pintu Penjara

Pendidikan adalah aset berharga untuk menyongsong masa depan yang cemerlang, gemilang, dan terang benerang.
Memang benar yang dikatakan Nelson Mandela, Pengacara sekaligus politikus dari Afrika “pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia”
Kata-kata beliau terbukti. Karena dengan pendidikan hidup akan terarah, dengan pendidikan kita bisa mengubah dunia menjadi cerah.
Mengubah dunia adalah harapan bangsa dan Negara. Bukan hanya bangsa yang bernegara saja tapi setiap orang pasti ingin mengubah dunianya.
Siapa yang tidak ingin bangsa dan negaranya maju?
Siapa yang tidak ingin hidupnya cerah?
Siapa yang tidak ingin hidupnya terarah?
Siapa yang tidak ingin dirinya berkarakter, berkualitas, dan mampu memimpin peralihan zaman yang pesat ini?
Siapa yang tidak ingin? Semua orang pasti menginginkannya.
Salah satu pencapaiannya adalah dengan pendidikan.
Pertanyaannya, Apakah semua orang bisa mencapainya?
Perlu kita ketahui, Tanah Air Indonesia memang kaya dengan alam yang melimpah
tetapi miskin dengan pendidikan. Lihatlah kebelakang, keadaan kita Indonesia sungguh
sangat memprihatinkan, sangat mengkhawatirkan.
Banyak sekali daerah-daerah terpencil jauh dari jangkauan pemerintah yang sangat membutuhkan nilai pendidikan.
Walaupun di daerah-daerah itu ada sekolah/pendidikan namun mereka harus rela mati-matian melawati sungai yang arusnya deras tanpa adanya jembatan, mereka rela
berjalan dengan jarak puluhan kilometer, mereka rela naik turun gunung yang terjal,
mereka rela berangkat shubuh pulang malam hanya ingin merasakan pendidikan itu
seperti apa.
Meskipun nyawa adalah taruhannya, tapi keinginan yang membakar mereka untuk
menuntut ilmu. Impiannya yang menuntut mereka untuk terus bergerak.
Coba kita bandingkan dengan yang mengenyam pendidikan diperkotaan, sungguh jauh berbeda.
Sebenarnya mereka juga mempunyai hak yang sama seperti kita, merasakan pendidikan yang berkualitas.
Pasti dalam diri kita timbul pertanyaan “Mengapa mereka kurang mendapatkan sebuah pendidikan?”
Ini bukan tentang seberapa jauhnya daerah itu dari jangkauan pemerintah, tapi seberapa besar kesadaran kita terhadap kepedulian pendidikan di Indonesia.
Kalau kita peduli terhadap mereka, kita harus bersikap keras dalam membangun, merencanakan bagaimana kedepannya agar anak-anak didaerah terpencil bisa merasakan apa itu arti pendidikan.
Mungkin salah satu kepedulian kita adalah dengan terjun kelapangan untuk memberikan pendidikan, baik itu formal maupun informal, dengan menggalang dana untuk membangun sarana dan prasana sekolah dan membangun infrastuktur didaerah-daerah terpencil.
Tak juga kita yang harus bersikap keras dalam permasalahan ini, pemerintah juga seharusnya lebih memperhatikannya. Karena pada dasarnya pemerintah lebih bertanggung jawab atas rakyatnya.
Maka dari itu, mari kita semua bersama-sama mengulurkan tangan membantu, menggalang dana untuk membangun sarana prasana, infrastruktur-infrasruktur agar anak-anak Bangsa Indonesia merasakan pendidikan yang layak, agar melahirkan anak-anak yang hidupnya cerah, terarah, berkarakter, berkualitas, mampu memimpin peralihan zaman, bermanfaat bagi Agama, nusa dan Bangsa.
TANAH AIR INDONESIA KAYA AKAN EMAS, JANGAN SAMPAI MISKIN
YANG BERHATI EMAS !
HARAPAN MEREKA ADALAH KEPEDULIAN KITA !
Penulis:
Risky Saepul Hidayat (SMAN 29 Garut)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAnehnya, tulisan ini bisa lolos dari tangan redaktur, seharusnya tidak lolos. Sebab, judul dan isi dari tulisan ini jauh sekali...... Maaf sekedar memberi koreksi.
BalasHapusTerima kasih atas koreksinya kang Hadi, kritik dalam tulisan ini akan kami sampaikan kepada penulis yang bersangkutan.
HapusOke,,,
BalasHapus