Kesuksesan Berawal dari Pikiran
Sebelum segala sesuatu menjadi nyata dan bisa kita lihat lewat mata, sebetulnya apa yang menjadi “nyata” itu sudah lebih dahulu ada dalam pikiran manusia, contohnya ketika melihat sebuah meja, sebelum meja itu mejadi nyata, meja itu telah ada dalam pikiran sipembuat meja.
Begitu juga ketika seseorang membuat segelas kopi, semangkuk mie, gambaran tentang kopi dan mie sudah terlebih dahulu ada dalam pikiran manusia.
Bahkan sebuah artikel yang berjudul “kesuksesan berawal dari pikiran” ini di tulis, kerangkanya sudah ada dalam pikiran si penulis.
Jika segala sesuatu berawal dan dirancang dalam pikiran terlebih dahulu sebelum menjadi nyata, apakah hal demikian juga berlaku dalam kesuksesan hidup seseorang? Apakah sukses sebelum tampak nyata, harus terlebih dahulu ada kerangka kesuksesan dalam pikiran seseorang?
Ada sebuah pepatah mengatakan, “Anda pasti bisa apabila anda berpikir bisa”, kata-kata itu menyiratkan bahwa anda akan “bisa” dan jadi kenyataan “bisa” apabila “bisa” itu ada terlebih dahulu di pikiran Anda.
Jadi tidak heran jika ada pepatah lain mengatakan “Anda adalah Apa yang Anda pikirkan” karena, apa yang kita pikirkan akan membentuk diri kita atau kita akan menjadi apa yang kita pikirkan.
Pikirkan tentang kesedihan, hidup anda akan sedih. Pikirkan tentang kebahagiaan, hidup anda akan diwarnai senyuman.
Kita sering kali terjebak dengan pemikiran sendiri. Saat memulai sesuatu dan terlihat ada rintangan kita biasanya berpikir, “Kemampuanku hanya sampai disini, aku tidak bisa”.
Kata-kata dalam pikiran itu adalah “kita” yang akan terjadi nanti. “Kita” sedang membentuk keadaan “kita” lewat miniatur kehidupan yang “kita” ciptakan dalam pikiran.
Meskipun yang membuat segala sesuatu itu mejadi nyata adalah diri kita, tentunya melalui usaha yang direalisasikan. Tetapi, pikiran berperan dalam menciptakan berbagai kondisi sehingga apa yang kita pikirkan itu dapat terbukti.
Satu lagi proses pikiran yang harus dipahami adalah: pikiran kita menentukan cara pandang kita, lalu, cara pandang itulah yang membentuk suatu perbuatan. Perbuatan itulah nantinya yang akan mempengaruhi hasil yang kita perbuat.
Sederhananya, apabila pikiran kita mengatakan bahwa hidup ini sulit dan penuh tantangan, cara pandang kita terhadap hidup akan pesimis, malas-malasan, dan cenderung menerima tanpa usaha.
Kemudian, cara pandang kita itu menyebabkan perbuatan kita menjadi malas, tidak mau bekerja dan berusaha sehingga hasilnya pun tidak ada atau hanya apa adanya.
Proses pikiran merupakan mata rantai yang saling mempengaruhi. Apabila yang satu berubah, yang lain akan berubah. Selain mengubah cara berpikir, kita juga harus mengubah perbuatan. Perbuatan yang tadinya malas harus mejadi giat, kreatif, inovatif.
Oleh karena itu, mari kita ciptakan kerangka kesuksesan kita masing masing dalam pikiran masing masing, lalu bayangkan seolah-olah kita sudah mengalaminya, sebisa mungkin imajinasikan bahwa keadaan itu sudah terjadi.
Kemudian, buatlah kata perintah yang tepat. Bukan berupa kata harapan, hindari kata semoga, supaya, dan sebagainya.
Buatlah kata perintah yang jelas. Contohnya, apabila kerangka sukses kita memiliki perusahaan garmen dengan omset milyaran, maka kalimat perintahnya “Saya telah sukses dengan mempunyai perusahaan di bidang garmen dengan omset milyaran” bersamaan dengan kalimat perintah yang di ucapkan, imajinasikan bahwa kita telah mengalami kejadian tersebut.
Referensi:
Agus Webe. 2007. Menata Kembali Program Pikiran untuk hidup yang lebih baik. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia (E-book Recollection).
Penulis:
Ikbal Rangki
(Jurusan Tasawuf Psikoterapi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Begitu juga ketika seseorang membuat segelas kopi, semangkuk mie, gambaran tentang kopi dan mie sudah terlebih dahulu ada dalam pikiran manusia.
Bahkan sebuah artikel yang berjudul “kesuksesan berawal dari pikiran” ini di tulis, kerangkanya sudah ada dalam pikiran si penulis.
Jika segala sesuatu berawal dan dirancang dalam pikiran terlebih dahulu sebelum menjadi nyata, apakah hal demikian juga berlaku dalam kesuksesan hidup seseorang? Apakah sukses sebelum tampak nyata, harus terlebih dahulu ada kerangka kesuksesan dalam pikiran seseorang?

Ada sebuah pepatah mengatakan, “Anda pasti bisa apabila anda berpikir bisa”, kata-kata itu menyiratkan bahwa anda akan “bisa” dan jadi kenyataan “bisa” apabila “bisa” itu ada terlebih dahulu di pikiran Anda.
Jadi tidak heran jika ada pepatah lain mengatakan “Anda adalah Apa yang Anda pikirkan” karena, apa yang kita pikirkan akan membentuk diri kita atau kita akan menjadi apa yang kita pikirkan.
Pikirkan tentang kesedihan, hidup anda akan sedih. Pikirkan tentang kebahagiaan, hidup anda akan diwarnai senyuman.
Kita sering kali terjebak dengan pemikiran sendiri. Saat memulai sesuatu dan terlihat ada rintangan kita biasanya berpikir, “Kemampuanku hanya sampai disini, aku tidak bisa”.
Kata-kata dalam pikiran itu adalah “kita” yang akan terjadi nanti. “Kita” sedang membentuk keadaan “kita” lewat miniatur kehidupan yang “kita” ciptakan dalam pikiran.
Meskipun yang membuat segala sesuatu itu mejadi nyata adalah diri kita, tentunya melalui usaha yang direalisasikan. Tetapi, pikiran berperan dalam menciptakan berbagai kondisi sehingga apa yang kita pikirkan itu dapat terbukti.
Satu lagi proses pikiran yang harus dipahami adalah: pikiran kita menentukan cara pandang kita, lalu, cara pandang itulah yang membentuk suatu perbuatan. Perbuatan itulah nantinya yang akan mempengaruhi hasil yang kita perbuat.
Sederhananya, apabila pikiran kita mengatakan bahwa hidup ini sulit dan penuh tantangan, cara pandang kita terhadap hidup akan pesimis, malas-malasan, dan cenderung menerima tanpa usaha.
Kemudian, cara pandang kita itu menyebabkan perbuatan kita menjadi malas, tidak mau bekerja dan berusaha sehingga hasilnya pun tidak ada atau hanya apa adanya.
Proses pikiran merupakan mata rantai yang saling mempengaruhi. Apabila yang satu berubah, yang lain akan berubah. Selain mengubah cara berpikir, kita juga harus mengubah perbuatan. Perbuatan yang tadinya malas harus mejadi giat, kreatif, inovatif.
Oleh karena itu, mari kita ciptakan kerangka kesuksesan kita masing masing dalam pikiran masing masing, lalu bayangkan seolah-olah kita sudah mengalaminya, sebisa mungkin imajinasikan bahwa keadaan itu sudah terjadi.
Kemudian, buatlah kata perintah yang tepat. Bukan berupa kata harapan, hindari kata semoga, supaya, dan sebagainya.
Buatlah kata perintah yang jelas. Contohnya, apabila kerangka sukses kita memiliki perusahaan garmen dengan omset milyaran, maka kalimat perintahnya “Saya telah sukses dengan mempunyai perusahaan di bidang garmen dengan omset milyaran” bersamaan dengan kalimat perintah yang di ucapkan, imajinasikan bahwa kita telah mengalami kejadian tersebut.
Referensi:
Agus Webe. 2007. Menata Kembali Program Pikiran untuk hidup yang lebih baik. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia (E-book Recollection).
Penulis:
Ikbal Rangki
(Jurusan Tasawuf Psikoterapi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Posting Komentar untuk "Kesuksesan Berawal dari Pikiran"