Puisi: Aku Masih Ingat Padamu Soe (Kepada Soe Hok Gie)
Sudah dua tahun lalu
waktu mengalir begitu derasnya
yang terlupa disyukuri dan dihayati
Aku masih ingat hal itu
membeli buku di pasaran lokal
dengan lembaran-lembaran kertas yang muram
seperti halnya masa lalu
Judulnya terlukis jelas pada sampul:
yang merah darah
yang hitam legam
yang putih suci pula
Catatan Seorang Demonstran
Ah, Soe
Kata-kata yang berirama
kata-kata yang menggema
di pahat oleh jari-jarimu yang amat jujur, membeberkan:
ketidak warasan manusia
ketidak adilan manusia
kediktator sang penguasa
dan seonggok manusia, yang menggerogoti buah mangga
yang amat hina dari dalam tong sampah pinggiran jalanan
Ah, Soe
Kata-kata yang berirama
kata-kata yang melankolis
mengalir kelubuk hati, berkarat dipalung dada
lebih baik di asingkan daripada menyerah
pada kemunafikkan
Ah, Soe
Romansa hidupmu begitu dramatis
melena pada jiwa-jiwa yang optimis
kata-kata yang meremang dan berkarat dipalung dadaku
lebih baik di asingkan daripada menyerah
pada kemunafikkan
Ah, Soe
Langgam manusia mana yang kuat
memplagiat hati dan mencangkok nuranimu
Ah, Soe
Kewafatanmu digendong alam
di peluk sayu, oleh semeru yang melankolia
Kini aku masih membacanya sekata demi sekata
dengan perasaan sunyi dan sepi
Sedangkan milenial lainnya
sibuk dengan layar 15 inchi
sibuk mengebut alat transportasi
yang akhirnya mati
tanpa meninggalkan karya dan prestasi
waktu mengalir begitu derasnya
yang terlupa disyukuri dan dihayati
Aku masih ingat hal itu
membeli buku di pasaran lokal
dengan lembaran-lembaran kertas yang muram
seperti halnya masa lalu
Judulnya terlukis jelas pada sampul:
yang merah darah
yang hitam legam
yang putih suci pula
Catatan Seorang Demonstran
Ah, Soe
Kata-kata yang berirama
kata-kata yang menggema
di pahat oleh jari-jarimu yang amat jujur, membeberkan:
ketidak warasan manusia
ketidak adilan manusia
kediktator sang penguasa
dan seonggok manusia, yang menggerogoti buah mangga
yang amat hina dari dalam tong sampah pinggiran jalanan
Ah, Soe
Kata-kata yang berirama
kata-kata yang melankolis
mengalir kelubuk hati, berkarat dipalung dada
lebih baik di asingkan daripada menyerah
pada kemunafikkan
Ah, Soe
Romansa hidupmu begitu dramatis
melena pada jiwa-jiwa yang optimis
kata-kata yang meremang dan berkarat dipalung dadaku
lebih baik di asingkan daripada menyerah
pada kemunafikkan
Ah, Soe
Langgam manusia mana yang kuat
memplagiat hati dan mencangkok nuranimu
Ah, Soe
Kewafatanmu digendong alam
di peluk sayu, oleh semeru yang melankolia
Kini aku masih membacanya sekata demi sekata
dengan perasaan sunyi dan sepi
Sedangkan milenial lainnya
sibuk dengan layar 15 inchi
sibuk mengebut alat transportasi
yang akhirnya mati
tanpa meninggalkan karya dan prestasi
Posting Komentar untuk "Puisi: Aku Masih Ingat Padamu Soe (Kepada Soe Hok Gie)"