Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Beragam Definisi Kemajuan

Sebagai sebuah konsep, definisi 'kemajuan' amat ditentukan oleh paradigma yang menaunginya. 

Ada banyak paradigma mengenai itu, mulai dari yang dicetuskan oleh para pendukung Neo-Liberalisme hingga yang dikumandangkan oleh para penentangnya, yang ternyata, menawarkan hal-hal lain yang lebih komprehensif dari sekedar bentuk-bentuk kemajuan material. 

Dari sekian paradigma kemajuan yang dikumadangkan oleh para penentang Neo-Liberalisme itu, Human Development Index (HDI), atau yang lazim dikenal sebagai Indeks Pembangunan Manusia (HDI) di Indonesia, merupakan salah satunya. 

Adalah Joseph Stiglitz, ekonom Bank Dunia yang selama bertahun-tahun gigih mengumandangkan hal tersebut, hingga kemudian HDI diadopsi oleh berbagai negara dan diakui sebagai paradigma kemajuan alternatif selain indikator berupa Gross Domestic Product (GDP) dan sejenisnya. 

Kini, selain HDI-nya Stiglitz, telah muncul paradigma-paradigma kemajuan lain yang menambah lengkap indikator-indikator kemajuan suatu negara/wilayah/kota, seperti Social Progress Index (SPI) hingga Index of Happiness (IoH) yang dijadikan acuan oleh Ridwan Kamil dalam membangun Kota Bandung.
definisi kemajuan
Saya rasa, penting bagi kita untuk memahami semua itu, agar tak melulu menilai maju atau tidaknya suatu negara/wilayah/kota hanya berdasarkan pertanyaan kebelet seperti 'Udah ada mall gak sih di sana?' 

Ketika, orang-orang di negara-negara yang terkategori maju secara material, kini justru telah beranjak dari kubangan wacana sempit semacam itu dan kemudian menjadi peduli akan rasio waktu senggang harian, iklim persahabatan, atau toleransi antar kelompok sosial yang majemuk sebagai tuntutan atas upaya pembangunan, yang katanya demi kemajuan.

Sebab toh, apalah arti GDP tinggi jika ternyata ketimpangan antara si kaya dan si miskin justru amat lebar, misalnya. 

Atau, tak merasa meranakah engkau jika rata-rata pendapatan per kapita tinggi, tapi beban kerja yang mesti kita tanggung demikian berat, hingga untuk bisa berkumpul bersama keluarga dalam tempo yang tak sesingkat-singkatnya saja pun, kita sebagai butiran sekrup dalam mesin 'kemajuan' yang dijiwai oleh paradigma minimalis-naif tadi, ternyata harus selalu siap untuk dipecat dari perusahaan, atau paling tidak dimarahi bos sebagai konsekuensinya.

Penulis : Yoga Prayoga. Dapat ditemukan di Instagram @prayoga.id.ea

Posting Komentar untuk "Beragam Definisi Kemajuan"