Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Haji Hasan dan Visi Bungbulang Masa Depan

bungbulang-kandangwesi
(Sumber : Faisal Noor Zain, Ketua KNPI Kec. Bungbulang)

Bagi mereka yang lahir pada 1970-1980-an, tentu takkan asing kala mendengar nama Haji Hasan. Pada masanya, beliau merupakan salah satu orang besar yang pernah Bungbulang miliki

Bagaimana tidak, ketika Bungbulang masih merupakan wilayah terisolir, ia telah menerima Kalpataru, sebuah penghargaan yang diberikan oleh negara kepada mereka yang berjasa bagi banyak orang, khususnya dalam bidang lingkungan hidup.

Jasa besar yang telah dipersembahkan oleh Haji Hasan hingga diganjar penghargaan prestisius ini adalah berkat perannya dalam mengalirkan air ke berbagai desa di Kecamatan Bungbulang dari sebuah aliran sungai yang diarahkan ke tiga arah berbeda, yang kemudian lazim disebut Muara Tilu, dalam rangka mengairi sawah dan berbagai kebutuhan lainnya.


Sejak belasan tahun silam, Haji Hasan memang telah tiada. Namun berkat jasanya yang total bagi Bungbulang, paling tidak di antara para tetua, nama beliau masih dikenang hingga sekarang. Dan itu, bukan hanya karena Muara Tilu, melainkan pula karena  visi besar lain bagi Bungbulang di masa yang akan datang.


Sebagaimana yang nampak, baik secara kasat mata maupun dalam beragam data, Bungbulang merupakan suatu wilayah agraris, yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari usaha pertanian. Dan salah satu hal penting yang menjadi penunjang atas lancarnya usaha di bidang tersebut adalah tersedianya air dalam jumlah besar untuk pengairan.

Demikian Bungbulang di masa kini, dan demikian pula di masa Haji Hasan masih ada. Pertanian menjadi sektor utama penunjang ekonomi warga. Bedanya, jika di masa Haji Hasan begitu berlimpah ketersediaanya, maka di masa kini justru sebaliknya. Kering kerontang kala kemarau datang.

Sejatinya, kondisi ini telah 'diramalkan' sejak masa lampau. Pertumbuhan penduduk yang menyertakan serentet tuntutan atas penyediaan lahan bagi pemenuhan kebutuhan papan, pada akhirnya akan menyeret lahan pertanian untuk dialih-fungsikan menjadi rumah, kantor, sekolah, tempat ibadah dan lain sebagainya.

Lantas sebagai ganti atas itu, maka ditebanglah hutan sebagai kompensasi atas lenyapnya sawah dan ladang yang mulanya ada. Kemudian, episode akhirnya bisa ditebak : Puluhan mata air hilang, hingga air yang dulu bisa diperoleh secara gratis, kini jadi sulit diperoleh, bahkan hingga diperjual-belikan.

Alur cerita di atas, sebenarnya bisa diubah menjadi kisah membahagiakan, andai visi Haji Hasan bisa diwujudkan. Apakah itu? Pembangunan irigasi sejauh 11,8 Km yang membentang mulai dari Curug Sumpel (Honjewarak, Gunung Jampang), kemudian turun ke Mekarbakti, Cihikeu dan berakhir di sekitar Sawah Bera (Mekarjaya).

bungbulang-garut-kandangwesiSayang, dengan segala keterbatasan di waktu itu, rencana tersebut gagal terlaksana. Hingga akhirnya digeser ke bagian bawah, yakni Irigasi Cirompang yang kini hadir di tengah kita, yang menjadi sumber kehidupan bagi warga di sekitar Tegal Panjang, Ranca Genggong, Cadas Ngampar, Sempur dan sekitarnya.


Beranjak dari rasa penasaran atas rencana Haji Hasan, maka pada 2017, dengan bantuan salah satu alumni, yakni Sdr. Solehudin, yang kini sibuk sebagai konsultan Kementerian Pertanian dalam beragam urusan terkait pengairan, Keluarga Mahasiswa Bungbulang Penduli Kandangwesi (Kembalikan) melakukan studi sederhana atas hal ini. 

Hasilnya, jalur irigasi Haji Hasan mendekati 100% akurat sesuai citra satelit dan pemetaan berbasis garis kontur (peta wilayah berketinggian sama) dengan potensi wilayah terairi mencapai 6000 Hektar atau 66% dari total wilayah pertanian Bungbulang yang berjumlah sekitar 9000 hektar.

Studi sederhana ini tentu tidak bersifat komprehensif/lengkap. Tapi paling tidak, ia layak menjadi gambaran awal serta dasar pertimbangan bagi beragam pihak dalam upaya mengentaskan persoalan krisis air yang kini rutin menimpa Bungbulang di tiap kali kemarau.


bungbulang kandangwesi

Bila Haji Hasan tak mampu mewujudkan hal di atas akibat beragam keterbatasan yang dihadapi, bahkan hingga akhir hayatnya, maka tentu bisa dimaklumi. Akan tetapi, kita yang hidup di generasi ini, dengan segala kemajuan yang diperoleh, mulai dari membaiknya kondisi jalur logistik/transportasi bagi pengangkutan alat berat, hingga gelontoran milyaran dana melalui Dana Desa, tentu keterlaluan bila kalah semangat dibanding dirinya.

Mari berkolaborasi dengan ikut serta mendukung pembangunan kawasan Agro-Techno Park Kandangwesi. Baca selengkapnya di : #BangunKandangwesi

Penulis : Yoga Prayoga. Dapat ditemukan di Instagram @prayoga.id.ea

Posting Komentar untuk "Haji Hasan dan Visi Bungbulang Masa Depan"