Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Tipe Siswa SMA, yang Terakhir Sulit Ditolong

Bila kita kategorikan siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) berdasarkan variabel/faktor ekonomi dan prestasi, maka akan diperoleh 4 tipe yang salah satunya bisa jadi menggambarkan kondisi dirimu. 

Kategorisasi ini telah menjadi bahasan para ahli sejak lama. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, misalnya, pernah menguraikan hal ini dalam suatu Talk Show bersama Najwa Shihab di Metro TV. 

4 tipe siswa SMA

Baiklah. Daripada berlama-lama, mari kita simak keempat kategori tersebut. Cekidot. 
  1. Siswa-siswi yang berprestasi sekaligus pula berasal dari keluarga yang kaya raya
Siswa-siswi dalam kategori ini sangat aman hidupnya. Mereka adalah golongan Sultan di masa depan, dalam arti akan menempati posisi menengah hingga atas dalam Strata Sosial Ekonomi. 

Dengan prestasi yang dimiliki, mereka akan diterima di perguruan tinggi manapun, serta dengan berbekal harta dari Ayah-Ibunya, mereka akan selalu sanggup membiayai berbagai hal yang mereka anggap penting guna membuat hidupnya semakin maju, mulai dari berkuliah, mengikuti kursus, bahkan hingga membeli tanah, membangun kos-kosan, serta bermain saham.

Asalkan konsisten, tak terombang ambing oleh hal-hal yang gak jelas, maka seiring berjalannya waktu, orang-orang semacam ini akan selalu mampu meng-upgrade kualitas dirinya.

Di Indonesia, salah satu contoh bagi orang yang masuk kategori ini adalah Ilham Habibie. Selain mewarisi kecerdasan ayahnya, mantan Presiden B.J Habibie, ia juga tentu mewarisi hal-hal yang bersifat materil dari kekasih mendiang Ibu Ainun itu. Walau bukan merupakan orang terkaya di Indonesia, tapi sebagai mantan Menteri kemudian Presiden, kan tentu ayahnya gak susah-susah amat.
  1. Siswa-siswi yang kurang berprestasi tapi berasal dari keluarga yang kaya raya
Siswa-siswi dalam kategori ini biasanya adalah produk dari pola asuh orang tua yang terlalu memanjakan anak-anaknya dan menganggap bahwa asalkan kebutuhan materil sang anak terpenuhi, maka kewajibannya selaku orang tua telah selesai.

Padahal, yang dibutuhkan oleh seorang anak tentu lebih daripada itu. Selain gelontoran kasih sayang, ia juga mesti dibekali beragam kemampuan serta mental yang kuat guna menghadapi kehidupan nan penuh persaingan di masa depan.

Meski demikian, untuk sementara waktu, siswa-siswi dalam kategori ini, akan aman hidupnya selama harta Mama Papa-nya masih ada.   
  1. Siswa-siswi yang berasal dari keluarga kurang mampu tapi berprestasi 
Di masa lalu, siswa-siswi dalam kategori ini kerap tragis kisah hidupnya. Sebagai contoh, sebut saja Lintang, salah satu tokoh dalam film Laskar Pelangi

Meski begitu prestatif, ia pada akhirnya harus angkat kaki dari sekolah yang sangat ia cintai karena mau tak mau mesti jadi tulang punggung keluarga pasca sang ayah tiada, akibat terjangan ombak yang merenggut nyawanya kala melaut.

Namun kini, dengan beragam beasiswa serta bantuan-bantuan lain, siswa-siswi dari kategori ini jadi punya harapan untuk mengubah nasib. Rhenald Kasali, misalnya, yang menjadi dosen di Universitas Indonesia, serta kolumnis tetap di Kompas Gramedia, adalah salah satu contoh dari siswa-siswi dari kategori ini yang dengan prestasinya bisa mengubah nasib serta menginspirasi banyak orang. 
  1. Siswa siswi yang berasal dari keluarga kurang mampu sekaligus pula kurang berprestasi
Siswa-siswi dalam kategori ini biasanya adalah mereka yang dalam Bahasa Sunda kerap disebut Nurus Tunjung. Alih-alih berupaya untuk mengubah nasib, mereka justru terus menjerumuskan hidupnya ke dalam jurang kemelaratan.

Terhadap orang-orang semacam ini, beragam bantuan guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi tiada artinya. Jangankan diberi beasiswa program doctoral, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang digelontorkan oleh negara agar mereka bisa tamat SMA tanpa perlu pusing soal biaya pun disia-siakan dengan membolos atau tidur saat jam pelajaran berlangsung.

Teman-teman. Jangan sampai Anda termasuk kategori ini ya. Kalo aku sih amit amit deh.

Nah, itulah 4 kategori siswa-siswi berdasarkan variabel/faktor ekonomi dan prestasi.

Tentu saja berbagai jenis implikasi/dampak yang ditimbulkan oleh masing-masing kategori ini tidak bersifat mutlak. Sebab dalam hidup, ada banyak variabel/faktor lain yang juga ikut menentukan nasib seseorang di masa depan.

Namun, tak ada salahnya jika kita mengevaluasi diri kita sendiri sejak dini. Agar risiko yang bisa timbul berdasarkan analisa di atas bisa diminimalisir.

Penulis : Yoga Prayoga, Alumni SMAN 7 Garut yang paling ganteng pada masanya. Dapat ditemukan di Instagram @prayoga.id.ea

Posting Komentar untuk "4 Tipe Siswa SMA, yang Terakhir Sulit Ditolong"